Minggu, 20 Mei 2012

Cetak Anak JENIUS Sejak dalam Kandungan

Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh, nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan sejak dalam kandungan. Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.

Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat. Kata Nabi, “Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang mengandung?” “Benar,” jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut. Cerita ini bukti bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan.


Menurut dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Secara umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan. Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa. Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. “Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya,” ungkap Sudjatmiko.

Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya. Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak wajar. “Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah berkomitmen dengan suami serta dukungan dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram,” paparnya.

Lebih lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman, sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah. “Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi,” ujarnya.

Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.

Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), lakukan tiga minggu sekali. Setelah itu dua minggu sekali, bahkan mendekati partus lakukan setiap minggu. Sudjatmiko juga manganjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum obat-obatan yang, katanya, bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi. “Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,” katanya.

Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik. Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si janin.

Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan musik klasik, atau — lebih baik lagi — bacaan ayat suci al-Qur’an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin. Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama tersebut. Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang. Tips mendidik bayi saat dalam kandungan

  1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam, Luqman, dan at-Taubah.
  2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
  3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
  4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan badannya.
  5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam kandungan.
  6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya saat hamil.
  7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motivasi kepada istrinya.

Kamis, 12 April 2012

Sarapan Memacu Anak Berprestasi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sarapan yang tepat nutrisi sangat penting bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan karena mampu memberikan kontribusi energi awal 20-25 persen kalori per hari, membantu meningkatkan konsentrasi dan performa anak di sekolah.

Sarapan juga dapat membantu mengatur berat badan anak terutama untuk mereka yang memiliki nafsu makan tinggi serta memberikan kesempatan bagi tubuh untuk menambah tingkat glukosa darah setelah 8-10 jam tubuh tanpa makanan (sehabis tidur).

"Kebiasaan melewatkan sarapan juga dapat mempengaruhi sistem metabolisme tubuh yang dapat memberikan efek pusing, mengantuk, tidak dapat berkonsentrasi dan kurang waspada," ungkap Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, Guru Besar Departement Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor dalam Sarapan Doube Power School Roadshow di SD Islam Dian Didaktika bekerjasama dengan Klub Bobo di Jakarta, Selasa (1/11/2011).

Ia mengatakan, pemahaman akan pentingnya sarapan berikut bagaimana nutrisi sarapan yang tepat sebaiknya ditanamkan sejak dini, tidak hanya kepada para orang tua saja namun juga kepada anak, karena sarapan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi anak di sekolah.
"Membiasakan anak sarapan sebelum memulai hari menjadi sebuah langkah awal untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah," ungkapnya.

Atiek Fatimah, Brand Manager Blue Band mengungkapkan, pemilihan menu sarapan yang tidak terlalu berat atau berlebihan kalorinya, namun cukup memenuhi kebutuhan asupan zat gizi sehari-hari seperti mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral diajarkan kepada anak-anak dengan bahasa yang ringan dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka.

"Pengenalan serta melibatkan anak-anak secara langsung mengenai pembuatan menu sarapan yang praktis serta lezat dari dua kekuatan, Blue Band dan Sari Roti juga dapat membantu mengembangkan kreatifitas serta kemandirian anak. Dengan adanya pilihan menu sarapan tersebut anak dapat membuat sarapan sendiri, berkreasi sesuai dengan selera dan keinginan mereka," ucapnya.

Berikan Banyak Pujian dan Anak Akan Jadi Hebat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perilaku orangtua dalam mendidik sejak dini ternyata berkorelasi langsung dengan sikap, pribadi buah hati di masa mendatang. Jika salah melakukan pengasuhan, yang terjadi justru anak mempunyai sifat atau sikap negatif. Lalu bagaimana mendidik anak yang tepat sehingga menjadi anak hebat (incredible).

Tak ada sekolah khusus untuk menjadi orangtua. Tetapi, orangtua tetap perlu belajar menerapkan pola pengasuhan yang positif pada anak agar dapat membentuk karakter positif anak di masa depan.
Hanny Muchtar Darta dari EI Parenting Consultant saat talkshow "Pentingnya Kecukupan Asupan Vitamin & Mineral Agar Anak Incredible" yang digelar oleh Scott's Multivitamin di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, mengungkap beberapa tips ataupun trik yang bisa menjadi rujukan:

1. Berkomunikasilah secara positif
Orangtua harus mempunyai persepsi bahwa anak itu unik dan mempunyai perbedaan dibandingkan anak yang lainnya. Jadi orangtua harus mempunyai kemampuan untuk membangun bakat yang dimiliki dengan cara yang positif. Kalau ibu ingin anaknya belajar bukan bilangnya "Jangan malas-malas". Tapi akan lebih baik jika mengatakan "Ayo dong semangat belajar".

2. Hindari membandingkan dengan adik, kakaknya atau dengan anak lain.
Jangan membandingkan dengan yang lain, tapi bandingkan dengan kemajuan yang diperoleh buah hati. Jangan mengatakan "Kakak kamu lebih hebat atau kakak kamu lebih rajin belajarnya, jadi kamu harus seperti dia dong. Harusnya "Loh kamu kemarin nilai Matematika dan Bahasa Inggris nilai kurang, seharusnya nanti harus lebih baik".

3. Dorong anak untuk ikut kompetisi.
Anak yang berusia 5-8 tahun lagi senang-senangnya berkompetisi karena dari segi kognotifnya lagi senang-senangnya untuk menunjukkan kebisaannya dan kemampuan yang dimilikinya. Tapi kalau sudah 12 tahun keinginan untuk berkompetisi turun. Jadi kalau ingin membentuk anak yang hebat, ajaklah berkompetisi sejak kecil.

4. Hindari memotong pembicaraan.
Seringkali dilakukan orangtua yang tidak sabar mendengarkan dan selalalu menyalahkan. Yang harus dilakukan adalah mendengarkan terlebih dahulu dengan penuh perhatian. Anak juga ingin dihargai pendapatnya. Jika ini dilakukan bisa melatih anak berani mengemukakan pendapat, atau gagasan yang dimilikinya.

5. Fokus pada tujuan
Terkadang orangtua asal memerintahkan. Misalnya, mengatakan jangan lupa baju olahragamu dibawa pulang atau mengatakan jangan malu bertanya nanti sesat di jalan. Lebih baik mengatakan, "Kalau berani bertanya, itu tanda anak cerdas,". Jadi bicaranya lebih positif sehingga membuat anak menjadi terinspirasi.

6. Memberikan banyak pujian, tentunya di tempat dan waktu yang tepat
Terlalu banyak waktu Anda yang terbuang jika hanya mengkritik sikap buruk buah hati. Sebaliknya, Anda jadi kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap positifnya. Ada kalanya, sesekali Anda perlu mengucapkan, "Mama senang, lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula."

7. Berikan pelukan, belaian, dan ciuman
Biasakan memeluk buah hati hingga 12 kali sehari. Tujuannya supaya ia merasakan adanya kedekatan, kehangatan sehingga mampu membangun ikatan emosional yang baik disamping anak akan merasa diterima dan didukung oleh orangtuanya.

8. Membangun aturan sederhana.
Melatih kedisiplinan bisa dilakukan dengan membangun rutinitas misalnya: jam makan, jam tidur, makan pada tempat yang benar, dan lain sebagainya. Ini akan melatih anak hidup secara disiplin. Meski demikian, sebagai orangtua harus memberikan contoh melakukan kedisiplinan. Jangan terus dilanggar.

9. Hindari untuk bicara dengan anak ketika sedang mengalami emosi negatif
Belajarlah untuk memaklumi hal-hal yang bisa memicu anak kesal dan jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman ini dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan, saat Anda terlalu menuntutnya berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit. Minimalisasi kondisi-kondisi yang membuatnya tidak nyaman ini untuk mengurangi kejengkelan pada anak.

Jangan Biasakan Bayi Pakai Dot!


Ghiboo.com - Banyak orang tua bekerja yang menyusui anaknya lantas membiasakan bayi mereka menggunakan dot ketika si ibu tidak bisa menyusui langsung. Padahal, penggunaan dot sebenarnya kurang baik bagi si bayi, juga produksi ASI itu sendiri.

Kebiasaan menggunakan dot juga sering disebut dengan istilah bingung puting atau manja botol, demikian menurut dokter Sylvia Haryeny IBCLC, Konselor Laktasi Kemang Medical Care.

"Orang tua mungkin merasa itu cara yang praktis, padahal cukup banyak efeknya bagi produksi ASI dan bayi. Jika minum pakai dot, sedotan si bayi sangat kecil dan sedikit. Kalau langsung ke payudara, maka mulut bayi penuh hingga bulatan hitam di puting sehingga sedotannya juga banyak," jelas dokter Sylvia.

Dengan demikian, tambah dokter Sylvia, bayi pun nyusunya lebih cepat dan isi dalam payudara kosong. Karena ada kalanya payudara itu kosong setelah bayi menyusui.

"Pengosongan payudara memang lebih baik dilakukan oleh bayi langsung, bukan karena diperah. Jadi, payudara kosong dan terisi kembali semua tergantung pada bayi, jadi komandonya memang pada bayi," ungkapnya.

Jika dengan dot, bayi akan lama menghabiskan susunya. Sehingga ketika kembali menyusu pada puting ibunya juga menjadi lama. Kondisi ini tidak bagus untuk perkembangan bayi dan juga produksi ASI dalam payudara.

Mengatasi hal itu, dokter Sylvia menganjurkan agar bayi diberi susu dengan sendok atau cangkir. Karena kedua alat itu bisa langsung memberi asupan susu ke mulut bayi dalam jumlah banyak dan bisa berkali-kali.

www.yahoo.com

Bayi Suka Gigit Jari, Ada Alasannya Lho!

Ghiboo.com - Rasa gemas dan kadang kesal pasti Anda alami saat melihat si kecil mulai hobi memasukkan semua benda ke dalam mulutnya. Berbagai cara Anda lakukan untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak lagi memasukkan benda ke dalam mulutnya.
Tetapi tahukah Anda bahwa ada penyebab tertentu yang membuat si kecil semakin hobi memasukkan benda ke dalam mulut ini? Apa saja, yuk lihat berikut ini:

Komunikasi
Bayi dan balita juga butuh mengekspresikan perasaan dan pikirannya lho, sama seperti orang dewasa. Sayangnya saat itu mereka belum fasih berbicara seperti orang dewasa. Jadi, dengan memasukkan jari ke mulut merupakan satu-satunya cara mereka berkomunikasi, mengekspresikan pendapat dan perasaan mereka.

Cari Perhatian
Bukan hanya orang dewasa saja lho yang ingin selalu diperhatikan, si kecil juga ingin diperhatikan. Caranya, dengan menggigit atau memasukkan benda ke dalam mulut demi mendapatkan perhatian Anda yang mungkin sedang sibuk.

Rasa ingin tahu
Bayi dan balita adalah bibit-bibit cerdas yang penuh rasa ingin tahu. Mereka selalu penasaran terhadap benda yang ada di sekitarnya. Mereka akan berusaha mencari tahu dengan indera yang mereka miliki, mulai dari melihat, merasakan dengan kulitnya, menciumnya, sampai menjilatnya dengan lidah.

Gemas atau Marah
Saat gemas atau marah, ia akan meraih benda terdekat dan memasukkannya ke dalam mulut kemudian menggigitnya. Hal ini wajar dilakukan sebagai wujud yang menunjukkan ia sedang gemas atau marah.


www.yahoo.com

Minggu, 04 Maret 2012

Sudah bukan rahasia lagi, dalam proses menyusui, ibu adalah tokoh sentral dan dianggap satu-satunya figur penting. Sedangkan ayah berperan sebagai pencari nafkah agar bisa membeli berbagai kebutuhan si buah hati. Namun benarkah peran ayah hanyalah sebagai tulang punggung keluarga?

Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu, sebuah hal yang tabu kala ayah ikut membantu menggantikan popok, menceboki atau memandikan si kecil. Namun, sekarang jaman telah berubah. Peran Ayah pun bertambah. Seorang Ayah, harus siap membantu Ibu untuk merawat bayi dengan penuh kesadaran.
Jamak kita ketahui bahwa produksi Air Susu Ibu (ASI) erat kaitannya dengan kondisi batin ibu. Jika seorang ibu merasa cemas, tertekan dan takut ASI yang dihasilkan akan sedikit. Akibatnya, si kecil akan kekurangan ASI yang berujung pada kurangnya asupan gizi dan berdampak buruk pada pertumbuhannya. Walau pun ASI dapat diganti dengan susu formula, tetap saja ASI merupakan sumber gizi terbaik.

Keterlibatan ayah dapat dimulai saat Ibu menyusui si kecil. Proses menyusui ini akan menjadi sebuah ritual yang menyenangkan antara ibu, ayah dan si kecil. Ayah yang memperlihatkan kasih sayang dan perhatian penuh terhadap ibu dan si kecil akan membuat ibu merasa tenang dan terlindungi. Perasaan nyaman inilah yang membuat ibu termotivasi dan akibatnya, produksi ASI akan lancar dan berlimpah.

Di sinilah, ayah memegang peranan penting dalam proses menyusui. Figur ayah sebagai kepala dan pelindung keluarga akan membuat ibu merasa tidak sendirian saat merawat si kecil.
Selain saat menyusui, interaksi-interaksi yang dilakukan oleh ayah akan berbeda dengan yang dilakukan ibu. Bila ibu cenderung komunikatif sedangkan ayah berinteraksi dengan menggendong atau permainan fisik. Dari sisi perkembangan bayi, energi fisik yang besar milik ayah akan mengimbangi sentuhan lembut ibu. Perbedaan gaya inilah yang membuat si kecil kaya pengalaman.
Dengan demikian, si kecil akan semakin cerdas dan semakin dekat dengan kedua orangtua.

psikologizone

sumber :  http://www.fimadani.com 
 

Senin, 30 Januari 2012

Rahasia dan Hikmah (Qs. Al-furqan : 53)

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia.
Captain Jacques Yves Costeau, saat menemukan patung-patung perunggu peninggalan kapal romawi kuno yang karam.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Captain Jacques Yves Costeau, saat melakukan pendakian di Gunung Alpine. Saat itu terjadi kecelakaan fatal yang menyebabkan dirinya hampir mati.

Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini
yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laayabghiyaan…” Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” Artinya “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi  yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Subhanallah… Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan.
Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w.
bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”
Waullahu a’lamu bishawab…

sumber : eramuslim.com